Sabtu, 11 April 2015

Budaya Indonesia yang masih ada, sudah mulai luntur, dan sudah tidak ada lagi

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang sangat besar, tetapi yang paling umum sebagai salah satu negara dari timur budaya yang kita anut adalah budaya sopan santun, etika dan kebersamaan. Belakangan ini sejalan dengan perkembangan era Globalisasi, banyak salah satu budaya-budaya dan kebiasaan-kebiasaan kita mulai luntur dan bahkan sudah tida ada lagi

Berikut ini ada beberapa budaya Indonesia yang sudah mulai luntur :
  •  Cium Tangan Orang Tua
  •  Senyum dan Sapa kepada Orang lain atau Sesama
  • Penggunaan Tangan Kanan dalam memberikan dan berjabat tangan
  • Musyawarah
  • Gotong Royong atau Kebersamaan
A.      Cium Tangan kepada Orang Tua
Hal ini merupakan kewajiban anak kepada kedua orang tuanya disaat ingin pergi ke sekolah atau berpamitan ke tempat lain ataupun juga setelah pulang ke rumahNamun, sekarang sudah jarang sekali Anak-anak membudayakan cium tangan kepada orangtua, terkadang mereka selalu sering mengucapkan salam saja tanpa mencium tangan untuk rasa hormat untuk mendapatkan restu kepada Orangtuanya. Sebenarnya hal ini penting, selain menanamkan rasa cinta kita sama orang tua, cium tangan itu sebagai tanda hormat dan terima kasih kita kepada mereka, “Sudahkah kalian mencium tangan orang tua hari ini?”. Semoga kalian tetap terus membudayakan Cium Tangan kepada Orang Tua karena ini adalah Budaya terpenting di Indonesia dari dahulu kala yang tujuannya untuk mengajarkan pentingnya rasa hormat dan rasa cinta kasih kepada Orang Tua kita.

        

(Gambar Cium Tangan kepada Orang Tua)

B.      Senyum dan Sapa kepada Orang lain atau Sesama
Hal yang paling mudah untuk kita lakukan agar menyenangkan dan menenangkan Orang lain/ Orang terdekat kita adalah dengan Senyum. Senyum bisa menyejukkan siapapun yang melihatnya, ini mensimbolkan keramah tamahan diri kita. Dan menyapa juga salah satu hal yang bisa menjaga tali silaturahmi antar sesama, karena dengan menyapa kita bisa tahu kabar mereka dan bisa tahu bagaimana keadaan mereka. Citra bangsa Indonesia identik dengan ramah tamah dan murah senyum. So, jangan sampai hilang, ya! Ga ada ruginya juga kita ngelakuin hal ini, karena dari Senyum kita mendapatkan Keberkahan dan dengan Sapa kita mendapatkan Kemudahan bersosialisasi antar manusia dengan manusia lainnya. Ini Sangan bermanfaat bagi kita sendiri, karena senyum itu ibadah dan sapa itu menambah keakraban dengan sekitar kita.

(Gambar Senyum dan Menyapa)

C.      Penggunaan Tangan Kanan dalam memberikan Sesuatu atau Berjabat Tangan
Ini juga identik dengan kebiasaan orang timur, orang-orang di luar negri sepertinya tidak masalah dengan penggunaan tangan, baik kanan ataupun kiri, tapi hal ini bukanlah budaya IndonesiaDikarenakan Budaya Indonesia mengajarkan untuk berjabat tangan, memberikan barang, ataupun makan menggunakan tangan kanan. (kecuali memang di anugerahi kebiasaan kidal sejak lahir). Tetapi sekarang sudah sangat jarang seseorang mengerti arti Tangan Kanan ini, terkadang kita menggunakan tangan kiri untuk memberikan barang seperti makanan, uang, atau menunjukkan sesuatu barang kepada orang lain, karena memberikan sesuatu dengan Tangan Kanan lebih sopan daripada dengan tangan kiri.

(Gambar memberikan sesuatu dengan Tangan Kanan)

D.      Musyawarah
Satu lagi budaya Indonesia yang amat penting tapi sudah jarang ditemuin khususnya di kota-kota besar. Kebanyakan penduduk di kota besar hanya mementingkan egonya masing-masing, mau jadi pemimpin kelompok atau partai  tanpa bermusyawarah untuk menyelaraskan tiap-tiap pendapat seseorang. Budaya Musyawarah ada karena untuk menyatukan pemikiran tiap masing-masing orang yang berpendapat berbeda dengan yang lainnya.dengan menggunakan budaya ini hidup tentram dan saling percaya, tidak ada yang namanya saling menyalahkan dan menjatuhkan, semua perbedaan di usahakan secara musyawarah dan mufakat. Jadi sebaiknya lestarikan budaya ini demi keberlangsungan negara Indonesia yang tentram dan cinta damai sesuai dengan sila 4 yang berbunyi, “Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan, dalam permusyawaratan perwakilan”. Musyawarah bukan dilakukan atas perintah pemimpin saja, tapi atas kesadaran tiap warga untuk menggunakan budaya ini dengan baik dan benar.
(Gambar Musyawarah ketika ingin merencanakan sesuatu)  


E.       Gotong Royong
Tidak adanya lagi rasa simpati dengan membantu seksama, adalah salah satu masalah lunturnya budaya Indonesia. Berdasarkan Sejarah perilaku dan budaya Indonesia dari Abad kerajaan, penjajahan, kemerdekaan, sampai Orde reformasi saat ini, Gotong Royong adalah hal terpenting untuk terjaganya keutuhan Wilayah Nusantara dan persatuan Indonesia. Karena bila tak ada hal ini, perpecahan dan perceraian antara satu suku dengan suku lain atau kelompok dengan kelompok lainnya akan tidak tentram dan damai. Padahal dengan kebiasaann seperti ini bangsa kita bisa merdeka saat masa penjajahan, dan semakin memperkuat persatuan kita. Gotong Royong ini sendiri di gambarkan pada sila ketiga pada Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”, tanpa adanya kerjasama, Indonesia akan tetap mengalami kesengsaraan pada saat zaman penjajahan dahulu.


(Gambar Gotong Royong untuk membersihkan kampung)

Indonesia adalah negara yang indah yang kaya akan kekayaan alam dan budaya. Lebih dari 20 suku terdapat di Indonesia dan lebih dari 100 budaya ada di Indonesia. Tetapi sayangnya, dari tahun ke tahun seiring dengan bertumbuhnya perkembangan gaya hidup dan teknologi, kebudayaan asli indonesia terlihat sangat ketinggalan zaman. Banyak dari warga indonesia yang kurang peduli bahkan ada yang tidak peduli tentang budaya Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan banyak budaya Indonesia dicuri oleh negara lain terutama Malaysia. Hal ini karena terlambatnya dalam mematenkan suatu budaya dan benda – benda peninggalan zaman Indonesia dulu. Ketika budaya dan barang kebudayaan atau hasil buah tangan seniman Indonesia masih ada di Indonesia, banyak dari warga merasa budaya tersebut tidak berharga, tetapi ketika ada negara lain akan mengambil budaya tersebut dan kemudian hilang dari kita, barulah mereka merasa itu sangat berharga

Berikut ini ada beberapa budaya Indonesia yang telah hilang :
  • Jalan membungkuk di depan orang yang lebih tua
  • Menjungjung tinggi rasa nasionalisme dengan menghargai bendera merah putih
  • Menghargai jasa-jasa pahlawan
  • Mendengarkan Lagu-lagu Nasionalisme
  • Menghargai kesenian budaya Indonesia


A.    Jalan membungkuk di depan orang yang lebih tua
Kebiasaan ini sudah mulai jarang kita temukan, banyak anak-anak muda sekarang tidak memperdulikan orang yang lebih tua disekitarnya, kebanyakan dari mereka tidak lagi menunjukkan rasa hormat kepada orang tua, seperti membungkuk saat melewati orang tua yang duduk, padahal sikap ini dapat menunjukkan betapa kita sangat menghormati orang yang lebih tua dari pada kita.

  
 
(Gambar Seorang Anak salam sembari membungkuk di depan orang yang lebih tua)


B.     Menjungjung tinggi rasa nasionalisme dengan menghargai bendera merah putih
Tidak benar bahwa penghormatan terhadap bendera merah putih adalah satu bentuk kesyirikan. Penghormatan terhadap Sang Saka Merah Putih salah satu bentuk penghormatan terhadap Sang Pemberi Rizki yang telah menjadikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. “Bendera merah putih itu memiliki sejarah yang penuh dengan pengorbanan. Jika bendera merah putih tibo (jatuh) itu artinya kita kalah. Jadi menghormat bendera merah putih sama dengan menghormati harga diri bangsa,” banyak dari rakyat kita yang sudah tidak membudayakan memasang bendera merah putih pada saat Hari Kemerdekaan Indonesia. Padahal Pahlawan kita susah payah mengorbankan jiwa raga dan tenaga bahkan nyawa mereka untuk menancapkan dan memperkokoh kibaran Bendera Merah Putih saat jaman Penjajahan dahulu.

 
 (Gambar Anak-anak yang menghormati Bendera Merah putih melalui upacara)

C.     Menghargai Jasa-jasa pahlawan
Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai jasa para pahlawannya. Kalimat itu sering sekali kita dengar diucapkan orang atau kita baca di Koran dan majalah, lebih-lebih menjelang peringatan hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 Nopember. Tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari Pahlawan untuk mengenang pertempuran heroik arek-arek Suroboyo melawan tentara sekutu. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah: “Sudahkah bangsa ini menghargai jasa para pahlawannya?”Sebelum kita dapat menghargai jasa seorang pahlawan, sebaiknya kita tahu siapa sebenarnya pahlawan itu, yang rela mengorbankan apa yang ia miliki untuk kebaikan atau keselamatan orang lain tanpa mengharap imbalan. Keberadaan pahlawan itulah yang bisa menjamin kesejahteraan hidup umat manusia. Dan bahkan budaya cinta pahlawan sudah jarang kita rasakan, kita sering mengabaikan Sejarah Pahwalan dalam merebut kemerdekaan Indonesia, banyak di antara kita tidak tahu bahwa masih banyak pahlawan yang masih hidup di Nusantara ini yang hidupnya masih tak layak.

http://static.pulsk.com/images/2013/08/28/521de2130e100_521de2130f0c1.jpg 
  (Gambar Seorang Pahlawan RI yang sekarang hidupnya tak layak)

(Gambar Tempat Pemakaman Pahlawan di Taman Pahlawan Kalibata)

D.    Mendengarkan Lagu-lagu Nasionalisme
Tidak dipungkiri kalau sekarang ini rasa Nasionalisme dalam diri rakyat Indonesia berkurang, hal ini dapat disebabkan oleh rasa acuh, dan terfokus pada satu hal saja. Padahal, rasa nasionalisme dapat dibangkitkan dengan cara simple, yaitu sering mendengarkan lagu-lagu kebangsaan dan perjuangan, lagu tersebut dapat kita simpan dalam ponsel, mp4 player, dll. Apa salahnya kita menyimpan lagu-lagu kebangsaan di dalam ponsel kita, mp4 player atau lainya. Rasa Nasionalisme dapat berperan dalam kehidupan kita baik sebagai warga negara, ataupun dalam menjalani hidup. Sebagai warga negara, nasionalisme dapat mendorong kita untuk menghargai perjuangan para pahlawan dan Menghargai bangsa. Dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu dalam menyemangati dalam menjalani aktifitas sehari-hari dengan hal-hal yang positif. Sering dulu kita lihat budaya menyanyi lagu kebangsaan Indonesia, bukan Cuma Indonesia Raya saja, tapi kita juga harus membudayakan lagu-lagu Nasional yang lain yang perlu kita ketahui dan cari maknanya.

E.     Menghargai Kesenian Indonesia
Indonesia sangatlah kaya akan karya seni dan budaya yang tidak dimiliki oleh negara lain, tapi sayang akhir-akhir ini banyak karya seni dan budaya indonesia yang di klaim oleh negara lain, itu karena warga indonesia sendiri yang tidak mau menghargai karya seni dan budayanya, bahkan mereka cenderung menyukai produk negara lain atau luar negeri, padahal di luar sana banyak negara yang iri dengan kekayaan seni dan budaya indonesia sampai-sampai mereka berani mengklaim kesenian dan kebudayaan negara kita. Contohnya Malaysia yang mengklaim Reog Ponorogo adalah hasil kebudayaan Negara Mereka. Budayakanlah untuk mencintai Kesenian Indonesia, bukan hanya Batik yang kita bisa lestarikan, masih banyak budaya-budaya Indonesia yang masih belum kalian ketahui.

Semakin hari bumi tempat manusia berdiri akan semakin tua, karena itu diperlukan kesadaran dari diri kita untuk dapat menjaga bumi ini dengan baik dan benar. Jika kita menjaga warisan budaya di bumi ini. Hal-hal buruk akan menimpa diri kita dan membuat banyak kerugian. contohnya Tari reog ponorogo yang sekarang di negara malaysia di akui bahwa tari tersebut berasal dari negara itu, walaupun sebenarnya tari reog ponorogo awalnya berasal dari pulau bali, maka dari itu kita harus melestarikan budaya di indonesia dan menjaganya agar tidak di akui oleh negara lain, namun walaupun begitu masih ada budaya yang melekat di jiwa bangsa Indonesia.

Berikut ini ada beberapa budaya Indonesia yang masih melekat di diri kita :
  • Toleransi antar Agama
  •  Solidaritas tinggi antar sesama
  •  Urbanisasi (Pindah dari Desa ke Kota)
  • Mencintai hasil kebudayaan Indonesia, seperti Cita Rasa Khas makanan Tradisional
  • Membawa bahasa adat (suku) ke dalam suatu perkumpulan suku lainnya


A.    Toleransi Antar Agama
Sebagai makhluk sosial manusia tentunya harus hidup sebuah masyarakat yang kompleks akan nilai karena terdiri dari berbagai macam suku dan agama. Untuk menjaga persatuan antar umat beragama maka diperlukan sikap toleransi.dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sikap memiliki arti perbuatan dsb yang berdasarkan pada pendirian, dan atau keyakinan sedangkan toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu tolerare artinya menahan diri, bersikap sabar,membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Olehnya itu kita sebagai warga Negara sudah sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi keutuhan Negara. Budaya Toleransi masih melekat di jiwa Bangsa Indonesia, dengan menghormati Agama satu sama lain dan saling menjaga silaturahmi dan kerjasama untuk mengembangkan Politik dan Ekonomi di Indonesia.

B.     Solidaritas Tinggi antar sesama
Ini biasanya di temukan di kalangan Mahasiswa, Budaya Solidaritas merupakan perasaan terhadap sesama bagaimana kita harus peka dengan lingkungan di sekitar kita “rasa tolong menolong” bagaimana seharus nya melihat sodara-sodara kita atau manusia dalam kesusahan “tenggang rasa” perilaku kita dalam menyikapi permasalahan yang ada di sekitar kita misalkan dalam berqurban itu merupakan contoh nyata adanya solidaritas. Sebernarnya solidaritas di zaman sekarng memang sangat sulit di temui hanya segelintir orang yang mempunyai rasa solidaritas tinggi bahkan banyak dalam kehidupan kita sehari-hari banyak kita temui orang yang tidak peka terhadap lingkungan di zaman sekarang rasa solidaritas banyak di gunakan dalam hal negative bahkan terkadang rasa solidaritas terhadap teman atau pun tetangga sangat jarang di temui misalkan kita sering ingin menang sendiri, iri ataupun serakah lah yang membuat kita lupa akan rasa solidaritas.

C.     Urbanisasi (Pindah dari Desa ke Kota)
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan. Banyak Rakyat Indonesia membudayakan Urbanisasi pada saat menjelang selesai liburan Idul Fitri, kadang teman, saudara, atau tetangga mereka di bawa ke kota untuk mengubah nasib mereka yang kurang beruntung di desa.

D.    Mencintai makanan khas Indonesia
Bangsa kita memiliki budaya yang sangat beragam. Sayang sekali jika kekayaan budaya yang kita miliki secara perlahan menghilang, karena generasi muda tidak lagi mengenal dan mencintainya. Setiap peristiwa budaya yang ada di daerah-daerah di Indonesia tidak pernah lepas dari keanekaragaman kulinernya. Tapi di masa sekarang banyak Pecinta Rasa ataupun Koki mengembangkan hasil kuliner khas daerah mereka masing-masing. Ini budaya Indonesia untuk melestarikan kuliner khas daerah-daerah di Nusantara.

E.     Membawa bahasa adat (suku) ke dalam suatu perkumpulan suku lainnya
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, kekayaan indonesia bukan hanya terletak pada kesenian tradisional tapi suku bahasa tiap suku berbeda. Banyak seseorang yang pindah ke wilayah lain masih membawa budaya bahasanya di dalam suatu suku lain, dan suku lain menerima akan hal tersebut.

Nah, itulah Budaya Indonesia yang masih ada, sudah mulai luntur, dan sudah hilang kita lihat. Semoga artikel ini membuat kalian tetap mencintai budaya-budaya Negeri Kita tercinta Indonesia.


Senin, 19 Januari 2015

Ilmu Pengetahuan


Pengertian ilmu pengetahuan adalah sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. dalam kata lain dapat kita ketahui definisi arti ilmu yaitu sesuatu yang didapat dari kegiatan membaca dan memahami benda-benda maupun peristiwa, diwaktu kecil kita belajar membaca huruf abjad, lalu berlanjut menelaah kata-kata  dan seiring bertambahnya usia secara sadar atau tidak sadar sebenarnya kita terus belajar membaca, hanya saja yang dibaca sudah berkembang bukan hanya dalam bentuk bahasa tulis namun membaca alam semesta seisinya sebagai usaha dalam menemukan kebenaran. Dengan ilmu maka hidup menjadi mudah, karena ilmu juga merupakan alat untuk menjalani kehidupan.

Macam-macam pengertian ilmu
Ilmu adalah panduan atau petunjuk yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia sebagai  bekal untuk menjadi khalifah dalam mengelola dunia, ibarat ketika kita membeli suatu barang elektronik maka dibekali buku panduan oleh produsenya untuk dipelajari sehingga dapat menemukan cara terbaik dalam menggunakan, merawat dan memperbaiki barang elektronik tersebut.
Menurut Aku sebagai Penulis, Ilmu adalah cahaya sebagai penerang langkah kehidupan serta bekal untuk mengenal Tuhan. Ilmu merupakan alat untuk membedakan antara orang yang mengetahui dengan tidak mengetahui. Tuhan akan meninggikan derajat orang-orang berilmu apabila mengamalkan ilmunya. Derajat orang berilmu yang bermanfaat itu lebih tinggi dari ahli ibadah. Ilmu itu jauh lebih baik dari pada harta. 

Sumber-sumber ilmu
  • Kabar yang dapat dipercaya.
  • Indera lahir maupun batin.
  • Akal berupa nalar maupun intelektual
  • Intuisi

Jenis-jenis ilmu
  1. Ilmu abadi yaitu pengetahuan yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia dalam bentuk kitab suci alquran dan hadist yang disampaikan kepada manusia melalui perantara rasul sebagai utusan Tuhan, ilmu jenis ini merupakan suatu bentuk yang sudah pasti benar dan tidak berubah serta dapat dibuktikan dalam situasi,kondisi dan zaman apapun.
  2. Ilmu yang dicari yaitu pengetahuan yang didapat oleh manusia sebagai hasil dari usaha mencari suatau definisi alam semesta, ilmu jenis ini dapat berubah entah itu bertambah maupun berkurang sesuai dengan hasil riset penemuan manusia sebagai makhluk yang dibekali akal. sebuah ilmu bisa dianggap benar dimasa lalu namun bisa jadi sudah tidak cocok dimasa depan ketika dilakukan penelitian baru.

Syarat-syarat ilmu

Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.

1.    Objektif.  Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.

2.    Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.

3.    Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.


4.    Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.


Referensi :